Ketika Jefri Nichol yang Berbaju Tahanan Menangis Saat Jumpa Pers
Deskripsi
JAKARTA, KOMPAS.com - Aktor Jefri Nichol tampak letih dan sesekali menunduk. Wajahnya muram. Hal itu tampak jelas ketika dia melayani tanya jawab dengan wartawan di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2019). Selama acara tanya jawab itu, posisi duduknya tidak berubah. Punggungnya membungkuk dengan kedua tangan di atas paha. Jefri ditangkap polisi lantara kedapatan menggunakan ganja. Ia kini berstatus tersangka dan tahanan. Baju tahanan warna oranye bernomor 61 melekat di badanya. Suaranya pelan ketika menjawab satu persatu pertanyaan wartawan.
"Bagaiman Jef melihat fans kamu yang tetap support kamu?" tanya wartawan. "Bersyukur banget mereka tetap support saya walaupun kondisinya begini. Walaupun saya bikin mereka nyesel, bikin mereka kecewa pasti," jawabnya. Ia sempat tersenyum. "Ada yang mau disampaikan untuk keluarga?" tanya wartawan lagi. Suasana yang tadinya sempat cair jadi hening. Jefri tertegun. Matanya tampak kosong dan lama kelamaan memerah. Senyumnya pun tidak terlihat lagi. Air mata mengalir pelan di pipinya. Beberapa kali dia terlihat sesenggukan sambil berusaha mengucapkan sesuatu. "Mohon, mohon maaf." Kalimat itu terhenti karena tangisnya. Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan, Komisaris Vivick Tjangkung, yang ada di sebelahnya memberikan sehelai tisu untuk menghapus air mata Jefri. Setelah air matanya diseka, dia kembali berusaha merangkai kata demi kata untuk menjawab pertanyaan wartawan. "Mohon maaf pastinya sudah ngecewain dengan kebodohan saya dan semoga tetap bisa beri dukungan buat saya," katanya. Saat dia berbicara selalu ada jeda untuk menarik nafas dan karena menahan tangis. "Saya terima kasih banget buat yang sudah kasih dukungan. Sangat berterima kasih buat semua pihak, buat tim Bu Vivick. Bu Vivick, rekan rekan wartawan terima kasih sudah mau membantu, saya sadar," kata dia. Vivick Tjangkung kemudian langsung mengakhiri sesi wawancara tersebut. "Thank you ya teman-teman, cukup ya," kata Vivick. Sejumlah wartwan perempuan di bagian depan tampaknya terbawa suasana dan ikut menangis. "Kalian kok ikut nangis?" tanya Vivick kepada wartwan itu. Sejumlah wartawan lain sontak tertawa. Sesi wawancara berakhir. Aktor itu harus masuk lagi ke dalam jeruji besi.
"Bagaiman Jef melihat fans kamu yang tetap support kamu?" tanya wartawan. "Bersyukur banget mereka tetap support saya walaupun kondisinya begini. Walaupun saya bikin mereka nyesel, bikin mereka kecewa pasti," jawabnya. Ia sempat tersenyum. "Ada yang mau disampaikan untuk keluarga?" tanya wartawan lagi. Suasana yang tadinya sempat cair jadi hening. Jefri tertegun. Matanya tampak kosong dan lama kelamaan memerah. Senyumnya pun tidak terlihat lagi. Air mata mengalir pelan di pipinya. Beberapa kali dia terlihat sesenggukan sambil berusaha mengucapkan sesuatu. "Mohon, mohon maaf." Kalimat itu terhenti karena tangisnya. Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan, Komisaris Vivick Tjangkung, yang ada di sebelahnya memberikan sehelai tisu untuk menghapus air mata Jefri. Setelah air matanya diseka, dia kembali berusaha merangkai kata demi kata untuk menjawab pertanyaan wartawan. "Mohon maaf pastinya sudah ngecewain dengan kebodohan saya dan semoga tetap bisa beri dukungan buat saya," katanya. Saat dia berbicara selalu ada jeda untuk menarik nafas dan karena menahan tangis. "Saya terima kasih banget buat yang sudah kasih dukungan. Sangat berterima kasih buat semua pihak, buat tim Bu Vivick. Bu Vivick, rekan rekan wartawan terima kasih sudah mau membantu, saya sadar," kata dia. Vivick Tjangkung kemudian langsung mengakhiri sesi wawancara tersebut. "Thank you ya teman-teman, cukup ya," kata Vivick. Sejumlah wartwan perempuan di bagian depan tampaknya terbawa suasana dan ikut menangis. "Kalian kok ikut nangis?" tanya Vivick kepada wartwan itu. Sejumlah wartawan lain sontak tertawa. Sesi wawancara berakhir. Aktor itu harus masuk lagi ke dalam jeruji besi.
Tambahkan ulasan