Deskripsi
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor saham kenamaan Indonesia, Lo Kheng Hong, merekomendasikan beberapa sektor potensial yang akan menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir tahun ini. Dia juga optimistis IHSG akan kembali pulih seiring dengan sentimen positif yang menyertainya.
"Saya optimistis IHSG akan kembali naik karena The Fed [bank sentral AS] sudah turunkan suku bunga," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/8/2019).
"Sektor potential, perbankan dan barang konsumsi," katanya lagi.
Lo Kheng Hong dikenal sebagai salah satu investor bertipe value investing di Bursa Efek Indonesia dan sukses. Bahkan dia dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia karena sudah meraup untung dengan memilih saham-saham dengan fundamental baik dan valuasi yang murah.
Namun dia menekankan yang lebih penting ialah mengetahui kinerja perusahaan dan valuasinya dari pada berusaha untuk meramal IHSG di akhir tahun di level berapa.
"Saya bukan seorang peramal, saya tidak tahu IHSG di level berapa pada akhir tahun, jangankan IHSG di akhir tahun, apa yang terjadi hari esok saja kita tidak tahu," katanya.
"Siapa yang tahu kalau Dow Jones turun 600 hari ini? siapa yg tahu kalau kemarin listrik padam se-Jabodetabek? Hari esok itu misteri," kata Lo Kheng Hong yang pada Desember 2018 tercatat memiliki 13,43% saham perusahaan pertambangan dan migas Grup Indika Energy, PT Petrosea Tbk (PTRO).
Menurut dia jika pun investor IHSG di level berapa di akhir tahun, itu pun tidak ada gunanya, karena bisa saja IHSG naik, tapi saham perusahaan yang dibeli turun, "karena yang kita beli adalah perusahaan yang jelek dan valuasinya mahal. Bila IHSG turun, saham yang kita beli naik. Karena yang kita beli adalah perusahaan yang bagus dan valuasinya murah."
Pada perdagangan Senin kemarin (5/8/2019), laju IHSG anjlok hingga 2,59% ke level 6.175,7 dan menandai koreksi harian paling tajam sejak September 2018.
Arah IHSG kemarin senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei ambruk 1,74%, indeks Shanghai melemah 1,62%, indeks Hang Seng anjlok 2,85%, indeks Straits Times turun 1,94%, dan indeks Kospi terkoreksi 2,56%.
"Saya optimistis IHSG akan kembali naik karena The Fed [bank sentral AS] sudah turunkan suku bunga," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/8/2019).
"Sektor potential, perbankan dan barang konsumsi," katanya lagi.
Lo Kheng Hong dikenal sebagai salah satu investor bertipe value investing di Bursa Efek Indonesia dan sukses. Bahkan dia dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia karena sudah meraup untung dengan memilih saham-saham dengan fundamental baik dan valuasi yang murah.
Namun dia menekankan yang lebih penting ialah mengetahui kinerja perusahaan dan valuasinya dari pada berusaha untuk meramal IHSG di akhir tahun di level berapa.
"Saya bukan seorang peramal, saya tidak tahu IHSG di level berapa pada akhir tahun, jangankan IHSG di akhir tahun, apa yang terjadi hari esok saja kita tidak tahu," katanya.
"Siapa yang tahu kalau Dow Jones turun 600 hari ini? siapa yg tahu kalau kemarin listrik padam se-Jabodetabek? Hari esok itu misteri," kata Lo Kheng Hong yang pada Desember 2018 tercatat memiliki 13,43% saham perusahaan pertambangan dan migas Grup Indika Energy, PT Petrosea Tbk (PTRO).
Menurut dia jika pun investor IHSG di level berapa di akhir tahun, itu pun tidak ada gunanya, karena bisa saja IHSG naik, tapi saham perusahaan yang dibeli turun, "karena yang kita beli adalah perusahaan yang jelek dan valuasinya mahal. Bila IHSG turun, saham yang kita beli naik. Karena yang kita beli adalah perusahaan yang bagus dan valuasinya murah."
Pada perdagangan Senin kemarin (5/8/2019), laju IHSG anjlok hingga 2,59% ke level 6.175,7 dan menandai koreksi harian paling tajam sejak September 2018.
Arah IHSG kemarin senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei ambruk 1,74%, indeks Shanghai melemah 1,62%, indeks Hang Seng anjlok 2,85%, indeks Straits Times turun 1,94%, dan indeks Kospi terkoreksi 2,56%.
Tambahkan ulasan